Sabtu, 31 Mei 2014

Kumpulan Lagu Reggae Indonesia Terbaik 2014


Pasukan Lima Jari
Pasukan Lima Jari - Diet rasta
Pasukan Lima Jari - Gajah vs lebah
Pasukan Lima Jari - Pasukan Lima Jari
Pasukan Lima Jari - Republik Rakyat Reggae

Ras Muhamad
Ras Muhamad & Daddy T - Kembali (Ft. Endah & Resha)
Ras Muhamad - Taking Over (Rub-A-dub Market Riddim)
Ras Muhamad & Naptali - Farmer Man
Ras Muhamad - Nuh Bad Mind Friend
Ras Muhamad - Awas
Ras Muhamad - Burden to Bear
Ras Muhamad - Intro
Ras Muhamad - Jah is Love
Ras Muhamad - Kenapa Mesti Dipikirkan

Richard n The Gillis 
Richard n The Gillis - Black n White
Richard n The Gillis - Cuci Mata
Richard n The Gillis - Gili Trawangan
Richard n The Gillis - Kulit Kacang
Richard n The Gillis - Ngayal
Richard n The Gillis - Pariss Hillton
Richard n The Gillis - Santai Saja
Richard n The Gillis - SPH
Richard n The Gillis - Terdiam

Souljah
Souljah - Abidin
Souljah - All the people in the world
Souljah - Berdansa sepanjang malam
Souljah - Bersamamu
Souljah - Bersamamu (acoustic)
Souljah - Cintailah aku
Souljah - Elo gak penting
Souljah - Hanya ingin pulang
Souljah - In a fiya
Souljah - I love my self
Souljah - Jagoanku
Souljah - Sesaat denganmu
Souljah - Sudah sudahlah

Lirik Lagu Souljah Berdansa Sepanjang Malam

Dan malam semakin larut
dekat sayang disisiku
teruslah racuni aku
dengan musik pilihanmu

merendum keras saat ku meledak
berlari ke arena lantai dansa
berdetak kencang jiwaku melayang
terbang ke angkasa ..

berdansa sepanjang malam
ikuti irama menghentak didada
berdansa sepanjang malam
nikmati saat saat indah bersama
berdansa sepanjang malam
ikuti irama menghentak didada
berdansa sepanjang malam
nikmati saat saat indah, saat indah bersama ..

jangan sayang, jangan sekarang
jangan matikan musikmu
kemarin nyalakan api
tersimpan dalam hatiku
merendum keras saat itu meledak
berlari ke arena lantai dansa
berdetak kencang jiwaku melayang
terbang ke angkasa ..

berdansa sepanjang malam
ikuti irama menghentak didada
berdansa sepanjang malam
nikmati saat saat indah bersama

Tony Q Rastafara - part II

kalau di Jamaika kita mengenal Bob Marley maka di Indonesia kita mengenal Tony Q. Ya Tony Q the legend of Indonesian Reggae Music. Dulu jaman (alm) Mas Imanez masih main lagu-lagu ballads Mas Tony udah mainin reggae. Lahir dengan nama Tony Waluyo, Tony hijrah ke Jakarta, bekerja pada PT Singapur-Cakung, sebagai buruh bagian quality control, sebuah pabrik kaleng. Merasa tertekan melihat mesin absensi, ia pindah kerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain periklanan di Sunter. Suatu kali, ia meminta ijin pada sang bos untuk diperkenankan kuliah seni rupa di Institut Kesenian Jakarta. Tapi si bos tak memberi ijin, justru memberinya setumpuk pekerjaan di percetakan, dan akhirnya Tony keluar dari pekerjaan.

Sampai kemudian Tony berlabuh di Pasar Kaget Blok-M, hidup secara bohemian dengan mengamen. Ia merasa senang, bebas dan nyaman. “Orangtua saya begitu prihatin mendengar cerita orang-orang bahwa saya ngamen… Padahal saya bahagia dengan cara hidup seperti itu. Banyak teman, makan-tidur-ngamen… hari-hari yang bebas. Ngitung duit jam empat pagi di Hoya. Dapat uang beli senar gitar atau beli buku dan alat-alat lukis,” tutur Tony Q. yang pada masa itu banyak belajar dari musisi jalanan, Anto Baret dan lingkar pergaulan seniman Bulungan. Baginya, rasa was-was orangtua adalah wajar, justru mendorongnya untuk lebih berprestasi.

Perjalanan bermusik Tony Q memang terasah lewat mengamen kemudian mulai tampil di kafe-kafe di bilangan Blok-M. Selain untuk dapur supaya tetap ngebul, sekaligus bisa bergaul dengan segala kalangan, Tony Q mengaku ini jadi media belajar buat dia, untuk lebih baik dalam bermusik. Kini secara berkala Tony Q tampil di BB’s sebuah bar di bilangan Menteng setiap jumat dan sabtu malam. Di sana kerapkali band-band reggae seperti Steven n’ Coconut Treez, Pasukan Lima jari, Gangsta Rasta, dan kadang band reggae dari Yogya, Shaggy Dog juga Jony Agung musisi reggae asal Bali tampil menyemarakkan suasana.

Musik Tony Q Rastafara sangat kental unsur musik-musik traditional Indonesia seperti Paris van Java berlirik bahasa Sunda dan beralunan khas lagu-lagu Pasundan. Ngayogyakarta berbahasa Jawa, yang sangat khas dengan musik Jawa Tengah. kemudian Pesta Pantai yang memadukan musik talempong Minang. Lalu ada Anak Kampung yang memasukkan irama lagu Melayu. Tony Q percaya bahwa reggae yang notabene-nya berasal dari Jamaika bisa ber-akulturasi dengan budaya local Indonesia dan menciptakan Reggae Indonesia.

Tony Q Rastafara

Tony Q Rastafara adalah pria asal Semarang, kota kecil di Jawa tengah, Indonesia, terlahir dengan nama Tony Waluyo Sukmoasih. Lahir dari keluarga sederhana, bakat seni nya telah terihat sejak masa kanak-kanak terutama di dalam bidang seni lukis dan musik. Tony berkenalan dengan dunia musik melalui teman-temannya dan banyak terpengaruhi oleh jenis musik rock dan blues.
Selepas menyelesaikan pendidikannya di sekolah kejuruan tehnik (STM) Tony memutuskan untuk memulai karier bermusiknya di kota semarang sebagi pemusik jalanan sejak tahun 1980, hingga membuatnya dekat dengan kehidupan musisi jalanan kota Semarang.


Di kota kelahirannya tersebut, Tony sempat membuat album kompilasi anak jalanan dengan teman-temannya dan pernah menjuarai beberapa festival musik jalanan.

Karena ingin mencoba tantangan baru dalam bermusik maka dia pun hijrah dan mencoba mengadu nasib ke Jakarta, ibukota Indonesia. Karena kehidupannya yang dekat dengan musisi jalanan, Tony pun kembali masuk ke komunitas yang sama di Jakarta. Dengan bantuan dari seorang teman yang terlebih dahulu berkecimpung di dunia musisi jalanan Jakarta, Tony pun memberanikan niatnya untuk memulai karier musik di Jakarta sebagai pengamen. Menghibur dan bermain musik dari satu tempat ke tempat lainnya di seputaran pinggiran jalan Jakarta.
Di pertengahan tahun 1984, atas anjuran seorang teman, Tony mulai berkenalan dengan musik country dan mulai mencoba memainkan jenis musik yang pada saat itu belum terlalu populer di kalangan masyarakat Indonesia karena belum banyak musisi yang memainkan genre musik tersebut. Dari eksistensinya bermain musik country, Tony mulai mendapat teman dari kalangan ekspatriat di Jakarta, salah satunya adalah teman-teman dari komunitas kedutaan amerika serikat di Jakarta. Beberapa kali Tony di undang untuk tampil di acara-acara yang diselenggarakan oleh kedutaan amerika serikat dan atas bantuan dari teman-teman di kedutaan dia berhasil mendapatkan undangan untuk bermain di salah satu festival musik country terbesar di amerika yaitu Grand Old Opree yang bertempat di Tennese Amerika Serikat. Akan tetapi dikarenakan kurang adanya dukungan secara finansial, rencana untuk tampil di festival tersebut tidak dapat terealisasikan. Sekian lama bermain musik country Tony mulai merasakan kejenuhan dan merasa bahwa kariernya di musik country tidak berkembang hingga dia memutuskan untuk keluar dari band countrynya dan mulai mencoba mencari jenis musik lain yang lebih sesuai dengan jiwanya.
Tony mulai berkenalan dengan musik reggae di awal tahun 1989, ketika ia jatuh cinta pada sosok legenda musik reggae Bob Marley. Tidak saja terinspirasi dengan musiknya, lirik-lirik lagu dalam setiap Bob Marley benar-benar mengusik naluri bermusiknya, hingga ia yakin untuk memilih berkarier di musik reggae dan mulai mencoba eksis di genre musik tersebut. Di tahun yang sama Tony membentuk band reggae pertamanya yang diberi nama “Roots Rock Reggae”. Band pertamanya tersebut mulai mengawali kariernya dengan main di pub dan cafe-cafe seputaran Jakarta memainkan lagu-lagu milik Bob Marley,Jimmy Cliff dan lain-lain dengan Tony sebagai lead vocal dan lead guitar. Di dalam perjalanannya karier musik reggae nya, Tony sempat membentuk band-band reggae lainnya, seperti “Exodus”, kemudian “Rastaman” dan pada tahun 1994 dia membentuk band yang dikemudian hari ikut membesarkan namanya di dunia musik reggae Indonesia yaitu “Rastafara”.

Dengan Rastafara, karier musik Tony mulai menanjak, dikarenakan pada masa itu sangat jarang musisi band yang memainkan genre musik reggae di jakarta, maka Rastafara cukup dikenal luas di kalangn penikmat musik reggae. Rastafara pada saat itu dianggap sebagai pelopor musik reggae Indonesia dikarenakan merupakan satu-satunya band reggae yang berani untuk membawakan lagu ciptaan sendiri dan berusaha lepas dari bayang-bayang musik reggae ala jamaika dan hampir keseluruhan lagu-lagu Rastafara di ciptakan oleh Tony.
Pada tahun 1995, atas bantuan seorang teman, Rastafara berhasil mendapatkan tawaran untuk rekaman album dari Warner Music Indonesia. Dan akhirnya album perdana bertajuk “Rambut Gimbal” di rilis pada tahun 1996. Album tersebut mendapat respon yang sangat baik, dan berhasil memberikan warna baru dalam industri musik Indonesia yang pada saat itu sedang di dominasi oleh musik Alternative Rock. Hampir semua lagu-lagu di album tersebut diciptakan sendiri oleh Tony ,lirik lagunya kebanyakan bercerita tentang tema sosial, kemanusiaan, cinta dan tema kehidupan masyarakat sehari-hari. Lagunya yang cukup populer pada masa itu adalah “Rambut Gimbal” sebuah istilah untuk style rambut Dreadlock dalam bahasa asing yang kemudian secara tidak langsung dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia dan menjadi populer dikarenakannya lagu tersebut.
Perbedaan Rastafara pada saat itu dengan band reggae lainnya adalah karena mereka berhasil memasukan dan memadukan unsur-unsur musik tradisional dengan gaya khas Indonesia kedalam musiknya sehingga terbentuklah musik reggae ala Indonesia yang bisa terlepas dari bayang-bayang musik reggae dunia seperti Bob Marley, UB40 atau Jimmy Cliff. Penggunaan alat-alat musik tradisional seperti Kendang sunda atau Gamelan jawa juga ikut menambah warna musik Indonesia didalam lagu-lagu Rastafara. Aransemen musiknya sepintas juga terlihat mencampurkan unsur-unsur musik melayu.
Pada tahun 1997, kontrak album dengan label musik nya tidak diperpanjang dan Rastafara memutuskan untuk vakum dalam bermusik, hingga akhirnya Tony memutuskan untuk membentuk band baru dengan tetap membawa nama Rastafara.
Pada tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara, dengan format band additional player. Tetapi kemudian Tony memutuskan untuk bersolo karier dengan tetap membawa nama bandnya Tony Q Rastafara, yang berhasil merilis album secara independent pada tahun 2000 yaitu “Damai Dengan Cinta”. Pada album ke tiganya ini lah Tony mulai menapaki puncak kariernya dalam musik reggae di Indonesia, karena album inilah seorang Professor di bidang musik dari Amerika memberikannya referensi kepadanya untuk ikut dalam ajang Bob Marley Festival di Amerika. Pihak penyelenggara Festival menyukai lagu-lagu yang ada di album tersebut dan kemudian mengundang Tony untuk tampil diacara tersebut pada tahun 2002, tapi sayang sekali Tony beserta rombongannya tidak mendapat izin visa dari Kedutaan Amerika dikarenakan alasan keamanan terkait dengan Tragedi WTC 11 September di Amerika yang terjadi berdekatan dengan rencana keberangkatan Tony ke Amerika.
Pada tahun 2003 albumnya yang ke empat berjudul “Kronologi” di rilis, lagu pada album tersebut merupakan kumpulan dari beberapa lagu dari album-album sebelumnya dan juga beberapa lagu yang belum sempat dirilis.
Kedekatan Tony dengan aktivis LSM dan NGO seperti Green Peace, WALHI,dan lain-lain memberikannya inspirasi untuk membuat album yang mempunyai visi dan misi sosial dan kemanusian yang lebih mendalam dan berarti. Maka pada tahun 2005 lahirlah album kelimanya yang bertitel “Salam Damai” dengan membawa misi dan visi yang ingin disampaikan tentang perdamaian, dalam album ini Tony Q mencoba menggabungkan musik reggae dengan unsur musik orchestra tetapi tidak lupa memasukan unsur tradisional yang semakin kental.

Di penghujung tahun 2005, kembali atas bantuan referensi dari teman lamanya, Professor musicology dari Amerika Serikat, salah satu lagu dari album ketiganya “Damai Dengan Cinta” yaitu “Pat Gulipat” berhasil masuk dalam Album kompilasi musik dunia Putumayo World Music dengan titel “Reggae Playground” yang telah dirilis secara Internasional pada bulan Februari 2006. Sebagai satu-satunya wakil dari benua Asia hal ini juga tidak saja mengaharumkan nama Tony Q sendiri tetapi juga nama Indonesia di mata dunia dan khususnya Musik Reggae ala Indonesia juga dapat lebih dikenal secara Internasional.
Setelah sekian lama berkecimpung di dunia indie label, maka Tony pun mencoba untuk kembali merilis albumnya di major label pada tahun 2007 dengan titel “Anak Kampung”.Nuansa album ke enam nya ini masih mencoba untuk memadukan unsur musik reggae dengan tradisional indonesia dan semakin didominasi oleh lagu-lagu yang bertema sosial, membuat musiknya pun banyak digemari oleh masyarakat kelas menengah kebawah terutama mereka yang berasal dari wilayah luar Jakarta.
Basis penggemar yang semakin berkembang, Tony pun mulai mencoba memfasilitasi keinginan penggemarnya dengan membentuk fans club yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia hingga sampai ke negeri tetangga Singapore, Malaysia dan Australia. Pada awal tahun 2009 bertepatan dengan berlangsungnya pesta demokrasi di Indonesia yaitu pemilihan umum Presiden, Tony pun kembali merilis album ke tujuhnya secara independen dengan titel “Presiden” proses rekaman album ini pun sepenuhnya di lakukan di Sydney, Australia. Di album terbarunya tersebut Tony benar-benar ingin memberikan nuansa dan tema politik yang cukup kental demi menyambut dan menanggapi jalannya pemilihan umum Presiden Indonesia.Aransemen musiknya pun semakin bervariasi, Tony kembali bernostalgia dengan musik country, dimana ia coba memasukan unsur gitar banjo khas musik country di album tersebut.
Pada pertengahan tahun 2009, setelah melalui proses yang cukup panjang maka demo lagu yang pernah coba di tawarkan pada sebuah label world musik bernama Cumbancha dari Amerika Serikat milik mantan A&R dari label world music Putumayo, Jacob Edgar,dari Amerika Serikat sejak tahun 2008 pun akhirnya berhasil mencapai kesepakatan. Cumbancha memberikan kesempatan dan tawaran untuk merilis lagu-lagu Tony secara internasional. Album itu sendiri rencananya akan di rilis pada awal tahun 2010 secara internasional yang juga akan di edarkan di Indonesia.

Selasa, 27 Mei 2014

Jakarta (Berdikari Online) - Reggae bukan sekedar genre musik. Lebih daripada itu, dia adalah alat perjuangan yang mengusung budaya pembebasan, kesataraan manusia dan keadilan. Gerbong ini tumbuh dari pergerakan rakyat miskin.

Setidaknya begitu kata Ras Muhammad, duta reggae Indonesia saat berbincang dengan saya, di sekretariat Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker), di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini. Lho, ada ya duta reggae?

Anda tentu acapkali mendengar tentang artis yang didaulat menjadi duta narkoba seperti Slank, Sandra Dewi, Kuburan Band, Olivia Zalianty dan lain sebagainya. Tapi mungkin agak terheran-heran mendengar tentang duta reggae.

Bicara reggae tentu tak lepas dari Bob Marley. Lagu-lagunya melegenda dan dikenal orang dari zaman ke zaman. Lirik lagunya berkutat seputar kritikan terhadap penjajah, perjuangan kaum tertindas dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sama halnya dengan Bob Marley, buah karya Ras Muhamad juga demikian adanya. Coba simak lagu berjudul Burder to Bear dalam album terbarunya yang bertajuk Next Chapter berikut ini:

Makna hidup bukan sebatas mencari kemewahan/menambah kekayaan/karena harta tak menjamin kebahagian/tak menjamin hati tetap tentram/tak menjamin hidup selalu senang/tetaplah melangkah/teruslah melangkah/hentakkan kaki biar jejakmu membekas di muka bumi.

Bunuh diri kelas

Anak semata wayang dari pasangan Wening dan Rivaiini lahir di Jakarta 29 Okober 1982. Orang tua memberinya nama Muhammad Egar. Nama Ras Muhamad sendiri didapatnya di Brooklyn, sewaktu mengenyam pendidikan di negeri Paman Sam.

"Di Brooklyn, teman-teman memanggil saya Ras. Karena nama asli saya sulit dieja dalam bahasa sehari-hari di sana. Dalam bahasa Jamaika, Ras itu artinya Bung. Seperti Soekarno yang dipanggil Bung Karno di Indonesia," urainya.

Ayahnya seorang dokter akupuntur dan ibunya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Luar Negeri (Deplu). Tahun1993, sang ibu ditugaskan ke Amerika sebagai diplomat Indonesia di bidang ekonomi. Di saat bersamaan Ras baru saja menamatkan pendidikan di SD Harapan Ibu Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Selama di USA, bersama ibunya, Ras tinggal di New York. Dia melanjutkan sekolah di Russell Sage Junior High School dan lulus tahun 1996 kemudian masuk Forest Hills High School (setara SMA) lulus 1999.

Sebelum lulus, tahun 1997 masa tugas ibunya di USA berakhir dan harus pulang ke tanah air. Ras tidak ikut, dia menetap di USA dan tinggal bersama pamannya dan kemudian indekos bersama kawan-kawan.


"Study saya sempat break sebentar karena saya bekerja. Macam-macam yang saya kerjakan untuk mendapatkan uang. Semisal mengantar makanan dan lain sebagainya. Kadangkala juga performance street-ngamen bareng anak-anak Brooklyn," kenangnya.

Tahun 2001, untuk memperdalam dan mengasah bakat seni dalam dirinya, Ras kuliah di jurusan Liberal Arts, Borough of Manhattan Commlonity College, setara D3.

Karena rutinitasnya berkesenian dan nongkrong di Broklyn, kuliah yang semestinya tamat 3 tahun, diselesaikan dalam waktu empat tahun. Tahun 2005 dia lulus dan langsung pulang ke Indonesia.

Sebagai orang yang secara ekonomi terbilang berpunya, Ras melakukan bunuh diri kelas. Dalam kemapanan, hatinya tergetar melihat ketidakadilan. Pengagum Bung Karno ini miris melihat kesenjangan sosial ketika langgengnya sistem di mana ada manusia menindas manusia lainnya.

"Reggae itu cinta damai. Love peace! Tapibagaimana bisa damai kalau tidak ada keadilan."

Dalam perbincangan kami, Ras seringkali mengutip kata-kata Sang Proklamator. Begitu ditanya sejak kapan mempelajari Soekarnoisme, dia memberi jawaban yang cukup mencenangkan, "Semakin saya mengenal reggae semakin saya mengenal Bung Karno," tandasnya.

Ras menjelaskan, Ideologi Rastafari dan ajaran Bung Karno tak ada perbedaan. Sama-sama menyatakan; kita bukan bangsa budak,bukan bangsa kuli. Rastafari selalu menyerukan perlawanan terhadap kaum babilon. Babilon sebutan untuk kaum kapitalisme dan imprealisme.

Seraya menghisap rokok dan mengepulkan asap kelangit, Ras menyenandungkan salah satu lirik Bob Marley yang dalam bahasa Indonesia artinya; jika kau adalah pohon yang besar kami adalah kapak-kapak kecil dan kami siap menumbangkanmu. "Konteks lagu ini sama persis dengan gagasan Bung Karno yang memprakarsai Konfrensi Asia Afrika."

Tidak sekadar berteori, anak muda berambut gimbal ini turun ke jalan melebur bersama kaum pergerakan kerakyatan melawan penindasan dan ketidakadilan.

Baru-baru ini dia menggelar konser amal bersama Rizal Abdul Hadi, seniman Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) di SMA 4 Pematang Siantar, Sumatera Utara tanpa dibayar. Sekolah itu diruislag untuk dibangun hotel. Para murid melawan meski bangku serta meja belajarnya disita pemerintah. Dana dari konser itu untuk membeli bangku, meja dan perkakas sekolah lainnya.

Tidak sampai di situ, bersama Happy Salma, SujiwoTejo dan budayawan pro rakyat lainnya, Ras juga kerap tampil di panggung seni anti korupsi yang dihelat di jalaman gedung KPK setiap malam minggu.

Tiga album

Ras mengenal Reggae di Amerika, tepatnya di Broklyn. Mulanya dia tergoda dengan Dancehall, nafas tradisional reggae yangmenyampaikan pesan-pesan spiritual Rastafari yang dimainkan kawan-kawan asaldari Karibia dan Jamaika. "Pesan-pesan spiritual Rastafari itu mirip sekalidengan nilai-nilai yang diusung Bung Karno."

Dijelaskan Ras, musik reggae itu awalnya dancehall, kemudian berkembang menjadi ska lalu roots seperti dendangan Bob Marley. Tidak sekadar musiknya, Ras juga mendalami sejarah, perkembangan dan ideologi reggae. Di Tahun 1999 rambutnya digimbal hingga hari ini.
Tak ayal jika dia berkata semakin mengenal reggae semakin mengenal Bung Karno. Pasalnya, selain banyak persamaan dengan pemikiran Bung Karno, Haile Selassie, selaku tokoh pemimpin Rastafari secara kebetulan lahir tanggal 17 Agustus. Tanggalnya mirip dengan hari kemerdekaan Indonesia.

Hingga hari ini Ras, telah melahirkan 3 album. Album pertamanya, Declaration of Truths (10 lagu) yang digubah tahun 2005 sewaktu masih di Broklyn. Album indie ini beredar di New York. Album kedua Reggae Ambassador (15 lagu) yang dirilis Januari 2007 di Indonesia juga secara Indie. Album ketiga Next Chapter yang baru saja dirilis.

Sejak menelorkan album Reggae Ambasador yang dalam bahasa Indonesia artinya duta reggae, sejak itupula gelar duta reggae melekat di dirinya.

Terkait ini dia berkomentar, "Reggae bukan sesuatu yang dianggap oleh pemerintah dan tidak ada yang mungkin melantik duta reggae kayak duta narkoba, misalnya. Siapapun yang suka music reggae, paham dengan pergerakan reggae yang anti penindasan adalah juga duta reggae."

*) Tulisan sejenis perah dimuat di Bisnis Indonesia edisi Sabtu, 28 November 2009.

**) Pemerhati seni dan bekerja sebagai jurnalis.
mari bersama-sama BERSATU! mengacungkan BEDILMU...demi RAKYAT!!!
mari bersama-sama BERSATU! mengacungkan BEDILMU...demi RAKYAT!!!

Mr. Bob Achmed

Robert Nesta Marley ( BOB MARLEY )

Menjadi seorang rastaman tidak harus berganja. tetapi reggae selalu ada di hati. reggae musik perdamaian dunia. Dan jangan pernah memandang sebelah mata dengan Orang yang berambut gimbal. Gimbal bukan sembarang gimbal lihat lah di DIENG jawa sana tepat nya di daerah Jepara. Si Rambut Gimbal Punya Legenda dan punya cerita. Mau Tau???? Coba dech Cari Tau??

Sejarah Bob Marley


Nama Asli           :  Robert Nesta Marley ( Bob Marley )
Tanggal Lahir     :  6 Februari 1945
Tempat Lahir      :  Saint Ann Parish, Jamaika (Afrika)


"Awal Kehidupan Robert Nesta Marley"
      
           Robert Nesta Marley terlahir dari seorang lelaki berkulit putih dan ibu berkulit hitam.  Ayahnya Bernama Norval Sinclair Marley Seorang lelaki berkulit putih jamaika yang keturunan inggris dan keluarganya berasal dari Essex , Inggris. Norval adalah seorang kapten di Royal Marinir , serta menjabat menjadi pengawas perkebunan, ketika ia menikah Cedella Booker , seorang Afro-Jamaika yang berusia 18 tahun lalu. Norval selalu memberikan dukungan keuangan untuk istri dan anak, tapi dia jarang melihat mereka, karena ia sering berpergian. Pada tahun 1955, ketika Marley berusia 10 tahun, ayahnya meninggal karena serangan jantung pada usia 60. Marley menghadapi pertanyaan-pertanyaan tentang identitas ras nya sendiri sepanjang hidupnya. He once reflected: Dia pernah tercermin :


           Saya tidak punya prasangka terhadap meself.  Ayah saya adalah seorang kulit putih dan ibu saya kulit hitam. Mereka memanggil saya setengah-kasta atau apa pun. dan saya tidak perduli apa kata orang - orang mengenai diri saya. Orang tua saya yang membuat saya dan menyebabkan saya datang dari hitam dan putih.

Add caption
        Tema sentral dalam pesan Bob marley adalah pemulangan orang kulit hitam untuk Sion , yang dalam pandangannya adalah Ethiopia atau Afrika. Dalam lagu-lagu seperti "Black Survivor", "Babel Sistem", dan "Blackman Redemption ", Marley bernyanyi tentang perjuangan orang kulit hitam dan Afrika terhadap penindasan dari Barat atau" Babel ".






             Marley berteman dengan Neville "Bunny" Livingston (kemudian dikenal sebagai Bunny Wailer ), Dia meninggalkan sekolah pada usia 14 untuk membuat musik dengan Joe Higgs , seorang penyanyi lokal dan taat pada Rastafari. Pada jam session dengan Higgs dan Livingston, Marley bertemu Peter McIntosh (kemudian dikenal sebagai Peter Tosh ), yang memiliki ambisi musik sama. Pada tahun 1962, Marley tercatat pertama kalinya mendapat dua single, " Hakim Bukan "dan" Satu Piala Kopi ", dengan produser musik lokal Leslie Kong . Lagu-lagu ini, dirilis pada Beverley's label dibawah samaran Bobby Martell, menarik sedikit perhatian.  Lagu-lagu ini kemudian dirilis ulang pada kotak set Songs of Freedom , koleksi anumerta's kerja Marley.


"Perjalanan Karier di Dunia Musik Reggae bersama The Wailing Wailers"



           Pada tahun 1963, Bob Marley, Bunny Wailer, Peter Tosh, Junior Braithwaite , Beverly Kelso dan Cherry Smith membentuk grup ska dan rocksteady, menyebut diri mereka "The Remaja".  Mereka kemudian berubah nama menjadi "The Rudeboys Ratapan", lalu ke "The Wailing Wailers", pada saat mana mereka ditemukan oleh produser rekaman Coxsone Dodd , dan akhirnya ke " The Wailers ". Pada 1966, Braithwaite, Kelso, dan Smith telah meninggalkan The Wailers, meninggalkan trio inti dari Bob Marley, Bunny Wailer, dan Peter Tosh
                           " Bob Marley Menikahi Rita Anderson"


             Bob Marley menikahi Rita Anderson, penyanyi back-up, pada tahun yang sama. Marley ibu menikah lagi dan pindah ke Wilminton, Delaware dan ingin dia datang juga. Pasangan baru tinggal di Amerika hanya selama sekitar delapan bulan. Marley bekerja sebagai asisten laboratorium dan bekerja pada jalur perakitan di bawah alias Donal Marley, masih sangat fokus pada karir musiknya. Meskipun aliansi berlangsung kurang dari satu tahun, mereka merekam apa yang banyak mempertimbangkan bekerja The Wailers 'terbaik. Marley and Perry split after a dispute regarding the assignment of recording rights, but they would remain friends and work together again. Marley dan Perry berpisah setelah perselisihan mengenai penyerahan hak rekaman, tetapi mereka akan tetap berteman dan bekerja sama lagi. Between 1968 and 1972, Bob dan Rita Marley, Peter Tosh dan Bunny Wailer kembali memotong beberapa lagu lama dengan JAD Records di Kingston dan London dalam upaya untuk mengusahakan Wailers 'Suara. Bunny kemudian menegaskan bahwa lagu-lagu ini "seharusnya tidak pernah dirilis pada album ... mereka hanya demo untuk perusahaan rekaman untuk mendengarkan". Juga pada tahun 1968, Bob dan Rita mengunjungi Bronx untuk melihat Johnny Nash penulis lagu 's Jimmy Norman.

         " Bob Marley & The Wailers "



              Meskipun break-up, Marley terus rekaman sebagai "Bob Marley & The Wailers". barunya backing band termasuk saudara Carlton dan Aston "Family Man" Barrett pada drum dan bass masing-masing, Junior Marvin dan Al Anderson pada lead guitar, Tyrone Downie dan Earl "Wya" Lindo pada keyboard, dan Alvin "Seeco" Patterson pada perkusi. " Aku tipe tiga ", terdiri dari Judy Mowatt , Marcia Griffiths , dan istri Marley, Rita, asalkan backing vokal. Pada tahun 1975, Marley terobosan internasional dengan hit pertama di luar Jamaika, " No Woman, No Cry ", dari Natty Dread album. Hal ini diikuti oleh album terobosan di Amerika Serikat, Rastaman Vibration (1976), yang menghabiskan empat minggu pada Billboard Hot 100 .  Pada bulan Desember 1976, dua hari sebelum " Smile Jamaica ", sebuah konser gratis yang diadakan oleh Jamaika Perdana Menteri Michael Manley dalam upaya untuk meredakan ketegangan antara dua kelompok politik berperang, Marley, istrinya, dan manajer Don Taylor terluka dalam serangan oleh orang bersenjata tak dikenal di dalam rumah Marley. istri Taylor dan Marley luka berat, tapi kemudian membuat pemulihan penuh. Bob Marley menerima luka ringan di dada dan lengan. Penembakan itu diduga bermotif politik, karena banyak orang merasa konser ini benar-benar sebuah reli dukungan untuk Manley. Meskipun demikian, konser berlangsung, dan Marley terluka dilakukan sesuai jadwal, dua hari setelah usaha. Ketika ditanya mengapa, Marley menjawab, "Orang-orang yang mencoba untuk membuat dunia ini lebih buruk. Bagaimana saya?" Para anggota kelompok Zap Pow, yang tidak memiliki keyakinan agama atau politik radikal, dimainkan sebagai backup band Bob Marley sebelum kerumunan festival 80.000 sementara anggota The Wailers masih hilang atau bersembunyi.


                    Marley meninggalkan Jamaika pada akhir 1976, dan setelah dan menulis "bulan-panjang" pemulihan tinggal di lokasi Chris Blackwell 's Compass Point Studios di Nassau, Bahama , tiba di Inggris, di mana ia menghabiskan dua tahun di diri dikenakan pengasingan. Sementara sana ia rekamannya Keluaran dan Kaya album tinggal. Exodus di tangga album Inggris selama 56 minggu berturut-turut. Ini termasuk empat hit single Inggris: "Keluaran", "Menunggu dalam sia-sia", "Jamming", dan " One Love ". Selama waktunya di London, ia ditangkap dan menerima hukuman atas kepemilikan ganja dari sejumlah kecil . Pada tahun 1978, Marley kembali ke Jamaika dan tampil pada konser  politik, Cinta Damai Konser , sekali lagi dalam upaya untuk tenang berperang pihak. Menjelang akhir pertunjukan, dengan itu permintaan Marley, Michael Manley (pemimpin itu-berkuasa Rakyat Partai Nasional ) dan musuhnya politik Edward Seaga (pemimpin menentang Buruh Jamaika Partai ), bergabung satu sama lain di panggung dan berjabat tangan. 



                      Di bawah nama Bob Marley dan album Wailers sebelas dibebaskan, empat album live dan tujuh album studio. sebuah album live double dengan 13 track, dirilis pada tahun 1978 untuk pujian kritis. Album ini, dan khususnya "akhir lagu" Jamming dengan penonton dalam hiruk-pikuk, intensitas ditangkap hidup pertunjukan's Marley.   dan politis album pemberontak, dirilis pada tahun 1979. Trek seperti "Zimbabwe", " Afrika Bersatu "," Wake Up dan Live ", dan" Survival "mencerminkan kita mendukung Marley untuk perjuangan Afrika. Penampilannya di Festival Amandla di Boston pada Juli 1979 menunjukkan oposisi yang kuat ke Afrika Selatan apartheid , yang sudah ditampilkan dalam lagunya " Perang "pada tahun 1976. Pada awal tahun 1980, ia diundang untuk tampil di perayaan 17 April dari Zimbabwe 'Hari Kemerdekaan. Pemberontakan (1980) adalah final studio album Bob Marley, dan merupakan salah satu yang paling religius produksi nya, itu termasuk "Song Penebusan" dan "Selamanya Loving Jah ". Konfrontasi , dirilis secara anumerta pada tahun 1983, berisi materi yang belum pernah dirilis yang direkam selama's Marley seumur hidup, termasuk hit " Buffalo Soldier "dan baru campuran dari single sebelumnya hanya tersedia di Jamaika.

                                                   "Penyakit Yang di derita Marley"



                Itu pada awal tur Eropa ketika Bob cedera kaki bermain sepak bola nya. . Pada bulan Juli 1977, Marley ditemukan memiliki lentiginous acral melanoma , bentuk melanoma maligna . Meskipun sakitnya, ia ingin melanjutkan tur dan sedang dalam proses penjadwalan tur dunia pada tahun 1980.  Tujuannya adalah untuk Inner Circle untuk menjadi pembuka tentang tur penyanyi tetapi setelah mereka memimpin Miller Yakub meninggal di Jamaika Maret 1980 setelah kembali dari misi kepanduan di Amerika Selatan ini tidak lagi disebutkan The Pemberontakan album ini dirilis Mei 1980 dan band menyelesaikan tur besar di Eropa, di mana mereka memainkan konser terbesar mereka, kepada seratus ribu orang di Milan. Setelah tur Marley pergi ke Amerika, di mana ia menampilkan dua pertunjukan di Madison Square Garden sebagai bagian dari Pemberontakan Tour. Tak lama kemudian, kesehatannya memburuk dan ia menjadi sangat sakit, kanker telah menyebar ke seluruh tubuhnya.
  
                                        "Kematian dan Legacy"

              Sementara terbang pulang dari Jerman ke Jamaika, menerima bahwa ia akan mati, fungsi vital Marley memburuk. Setelah mendarat di Miami, ia dibawa ke rumah sakit untuk perhatian medis segera. Ia meninggal di Cedars of Lebanon Hospital di Miami (sekarang University of Miami Hospital ) pada pagi hari tanggal 11 Mei 1981, pada usia 36. Penyebaran melanoma ke paru-paru dan otak yang disebabkan kematiannya. kata-kata terakhir-Nya kepada putranya Ziggy adalah "Uang tidak bisa membeli hidup".  Marley menerima pemakaman kenegaraan di Jamaika pada 21 1981, Mei yang dikombinasikan unsur Gereja Ortodoks Ethiopia dan tradisi Rastafari.  Dia dikuburkan di kapel dekat tempat kelahirannya dengan merah Gibson Les Paul (beberapa catatan mengatakan itu adalah Fender Stratocaster ). Satu bulan sebelum kematiannya, pada 20, April 1981, ia juga telah dianugerahi Order Jamaika dari Merit . Beberapa bulan setelah kematiannya, Jamaika mengeluarkan seri perangko menghormati Bob Marley. 

                          "Penghargaan Bob Marley"


  • 1976: Band of the Year ( Rolling Stone )
  • June 1978: Menerima penghargaan Medali Perdamaian Dunia Ketiga dari PBB
  • February 1981: Menerima penghargaan ketiga tertinggi kehormatan Jamaika, Jamaika Order of Merit
  • March 1994: inducted into the Rock and Roll Hall of Fame
  • 1999: Album Abad untuk Keluaran (Time)
  • February 2001: Sebuah bintang di Hollywood Walk of Fame
  • February 2001: Menerima penghargaan Grammy Lifetime Achievement Award
  • 2004: Rolling Stone menempatkan dia # 11 pada daftar mereka dari 100 Artis Terbesar Sepanjang Masa [46]
  • "One Love"  nama lagu dari milenium oleh BBC
  • Terpilih sebagai salah satu penulis lirik terbesar sepanjang masa oleh sebuah jajak pendapat BBC. [47]
  • 2006:Sebuah plakat biru ini diresmikan di kediaman pertama Inggris di Ridgmount Gardens, London, didedikasikan kepadanya oleh Jak Nubia dan kepercayaan didukung oleh Her Majesty Luar Negeri. masyarakat [48]
  • 2010 "Catch a Fire" inducted into the Grammy Hall of Fame (Reggae Album).

Rabu, 07 Mei 2014

Buat yang lagi santai pagi sambil minum kopi, asiknya denger lagu ini

Lirik Lagu Momonon - Kopi Hitam

Pagi ini terasa ku nikmati. .
Ku sambut pagi dengan segelas kopi. .
Beraroma kan kupu-kupu. .ee
Lunturkan rasa kaku bercampur pilu. .

Yee. .
Senyuman pun bertebaran di mana mana. .
Itu bertanda begitu ramahnya dukungan di sekitarku . .
Sambil berharap hari ini. .
Cahayakan akan menghampiri ku. .

Kopi hitam ku, kupu-kupu. .
Kopi hitam ku, semangat ku. .
Kopi hitam ku, itu selalu . .
Kopi hitam ku, kupu-kupu. .
Kopi hitam ku, semangat ku. .
Kopi hitam ku, itu selalu . .      
    
mrbobachmedone.blogspot.com

Yee. .
Senyuman pun bertebaran di mana mana. .
Itu bertanda begitu ramahnya dukungan di sekitarku . .
Sambil berharap hari ini. .
Cahayakan akan menghampiri ku. .

Kopi hitam ku, kupu-kupu. .
Kopi hitam ku, semangat ku. .
Kopi hitam ku, itu selalu . .
Kopi hitam ku, kupu-kupu. .
Kopi hitam ku, semangat ku. .
Kopi hitam ku, itu selalu . .

Dan langkahku semakin ringan untuk berjalan. .
Selalu berpikir untuk maju kedepan. .yee
Tak lelah mesti tersesatkan. .
Semakin kencang karena ada dorongan. . yee

Kopi hitam ku, kupu_kupu. .
Kopi hitam ku, semangat ku. .
Kopi hitam ku, itu selalu . . 3x