Sabtu, 22 Februari 2014

RASTAFARIAN

 

Reggae lahir jauh setelah rastafarianisme lahir. Adalah Marcus Mosiah Garvey, tokoh yang dianggap berperan penting dalam kelahiran sebuah laku hidup baru ini. Banyak orang yang menganggap rastafaria adalah sebuah agama, sebuah aliran kepercayaan. Menurut Norman Hugh Redington, rastafaria berasal dari penafsiran Marcus Mosiah Garvey yang adalah seorang Katholik bahwa, Yesus berkulit hitam. Bukanlah sebuah agama atau pun aliran kepercayaan. Ia, yang pada awalnya adalah seorang pastor, mendirikan Universal Negro Improvement Association (UNIA) yang merupakan organisasi kekuatan kaum kulit hitam di tahun 1920-an (Norman Hugh Redington, seorang editor di The St. Pachomius Orthodox Library dalam artikel di www.nomadfx.com). Organisasi ini pada akhirnya membangun gerejanya sendiri yang bernama African Orthodox Church.

Para pengikutnya lantas menyebut diri sebagai kaum Rastafarian yang diambil dari nama Ras Tafari. Ras Tafari adalah nama kecil dari raja Ethiopia di tahun 1960-an, Haile Selassie I. Ia sempat dating ke Jamaika pada April 1996. Setelah kehadiran HIM Haile Selassie I untuk mengunjungi kaum Rastafaria di Jamaika ini, Bob Marley menjadi pemeluk Rastafaria (Haksa, 2005). Inilah yang menyebabkan lirik-lirik lagu Bob Marley and The Wairles sarat dengan muatan Rastafarian. Ajaran rastafari sendiri merupakan pencampuran dari berbagai macam aliran kepercayaan dan agama seperti Kristen, Hindu, dan juga aliran-aliran mistik di Afrika. Salah satu gaya hidup yang diadopsi dari aliran-aliran mistik Afrika dan Hindu adalah gaya rambut gimbal yang disebut oleh kaum rastafaria dengan dreadlock. Dreadlock berasal dari kata dread (rasa takut) untuk menggambarkan rasa takut pada Tuhan atau dalam bahasa rastafaria disebut Jahwe atau disingkat Jah dan juga menunjukkan sebuah kesungguhan untuk menjalankan hidup dengan sebuah tujuan (source: Redington, 2007). Dipercayai oleh aliran mistik Afrika, kaum Nazarit di Barat, dan para penganut Yogi, Gyani dan Tapasvi dari segala sekte di India, rambut gimbal dimaksudkan sebagai pengingkaran pada penampilan fisik yang fana, menjadi bagian dari jalan spiritual yang mereka tempuh. Selain itu ada kepercayaan bahwa rambut gimbal membantu meningkatkan daya tahan tubuh, kekuatan mental-spiritual dan supernatural. Keyakinan tersebut dilatari kepercayaan bahwa energi mental dan spiritual manusia keluar melalui ubun-ubun dan rambut, sehingga ketika rambut terkunci belitan maka energi itu akan tertahan dalam tubuh. Namun di Jamaika sendiri, rastafaria ini tidak dianggap sebagai agama. Hal ini diakibatkan oleh mengakarnya kristiani di negeri itu akibat kolonialisasi Inggris. Bahkan dalam sensus penduduk resmi Jamaika di tahun 1970, Rastafaria atau Gereja Ortodoks Afrika tidak dimasukkan ke dalam sensus tersebut ( source: Nettleford, 1979).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar